Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen
periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan
surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah
menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi - dunia periklanan,
penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public
relations).
Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di
kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada
dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media
dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi
yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat
kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing),
lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi
dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan
gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain
penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang
melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin
disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan
untuk menguraikannya.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dengan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual sebagai seni rupa terapan adalah
bentuk seni yang penerapannya berlaku secara umum dalam bentuk komunikasi
visual. Sedangkan Seni murni merupakan ekspresi jiwa yang bersifat
individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan terhadap karya,
bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah yang membuat desain komunikasi visual berbeda
dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih bersifat ekspresif dan tidak punya
tujuan secara umum. Seni bersifat individual dan berorientasi kepada ekspresi
dan kepuasan dari pembuatnya (seniman). Sedangkan desain
grafis berorientasi kepada kegunaan
atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan dilihat dari seberapa besar impact
dari karya yang dihasilkannya.
Sebagai contoh, coba bandingkan saja sebuah
lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu siapapun untuk melakukan
apapun.
Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa dinilai bebas dari
berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster ditujukan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat keberhasilannya pun dilihat
dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster tersebut.
Berikut ini merupakan contoh karya dari Seni Murni
Sementara dibawah ini beberapa contoh Desain Komunikasi Visual, seperti Banner, X-Banner, poster, brosur.
Elemen Elemen Desain Komunikasi Visual
a. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”.
Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah,
atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai
dengan bentuk yang diharapkan.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa:
“Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal
allowances, center headings and side head, placement of illustration.”
Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk
catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan
ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo
(2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout
adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik sehingga
mencapai tujuan.
b. Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi merupakan:
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis
huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda,
menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan
menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan
ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan
dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya
(style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”
Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan
nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut,
jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.
c. Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain
komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan
dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera
atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan
sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas.
Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan
tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul,
sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan
seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan
bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis
informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih
berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada
kata-kata.
d. Simbolisme
Simbolisme sangat efektif
digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa
yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau
bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo
merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu
mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda
dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan bahwa banyak iklan
memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi,
tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan
atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
e. Warna
Warna merupakan elemen penting yang
dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau
penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau
image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna
memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa
warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik
visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada
akal.
f. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau
disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan
tersendiri bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa
konsep dari animasi menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung
tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
• Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya.
• Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi
ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat
menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis. Pemilihan jenis
animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian
yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
g. Suara
Suara merupakan elemen pendukung yang
digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia
interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara
pendukung. Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama
interaksi berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang
terdapat pada tombol-tombol